Label

Minggu, 27 Juni 2010

Gempabumi Yapen Waropen 16 Juni 2010

GEMPABUMI PENDAHULUAN Tanggal 16 Juni 2010 pukul 12:06:01 WIT, Pusat gempa di 2.03 LS - 136.67 BT, kedalaman 10 km dengan kekuatan 6.2 SR, di laut, kurang lebih 52.2 km tenggara Serui. Dirasakan IV-V MMI di Serui, III MMI di Biak.

GEMPABUMI UTAMA Tanggal 16 Juni 2010 pukul 12:16:28 WIT, Pusat gempa di 2.17 LS - 136.59 BT, kedalaman 10 km dengan kekuatan 7.1 SR, di laut, kurang lebih 51.9 km tenggara Serui. BERPOTENSI TSUNAMI. Dirasakan VI-VII MMI di Serui, IV-V MMI di Biak, IV MMI di Nabire, III-IV di Manokwari, II-III MMI di Bintuni. Setelah satu jam kemudian, potensi tsunami dicabut karena tidak adanya laporan tsunami terjadi didaerah tersebut.

dibawah ini adalah hasil lokalisai gempabumi utama menggunakan seiscomp3 :



kalau kita lihat dari analisa focal mechanisme yang dikeluarkan USGS, tipe patahan dari gempabumi utama ini adalah strike-slip (patahan mendatar) dengan sedikit oblique. Dengan adanya hasil analisa focal ini, maka kita bisa menyimpulkan mengapa tsunami tidak terjadi disana. Karena secara analogi, patahan mendatar ini tidaklah banyak mengganggu kestabilan massa air laut, makanya tidaklah terjadi tsunami.





Sebelum kita lebih jauh membahas tentang gempabumi yapen waropen ini, maka alangkah baiknya kita sedikit membahas penyebab dan historis aktivitas gempabumi didaerah ini.



Berdasarkan peta struktur geologi diatas, penyebab terjadinya gempabumi yapen waropen ini adalah akibat aktivitas pergerakan sesar geser yapen yang memanjang dari lepas pantai manokwari, melintas diatas kepulauan yapen dan berakhir di lepas pantai teluk waropen, tepatnya di selat kurudu, sebelah timur memberamo raya. Dari beberapa catatan historis gempabumi, jenis pergerakan patahan yang di akibatkan sesar ini adalah dominan strike-slip atau mendatar. Tercatat ada 4 gempabumi kuat yang berkekuatan diatas 7 skala richter yaitu pada tahun 1914, 1957 dan 1979. dari keempat keempat gempabumi diatas, 3 diantaranya tercatat pernah terjadi tsunami. Diantaranya pada tahun 1914, run up maksimum tsunami setinggi 0,1 meter. Pada tahun 1957, run up maksimum tsunami setinggi 1,8 meter. Pada tahun 1979, run up maksimum tsunami setinggi 2 meter dan menyebabkan korban jiwa sebanyak 15 orang.






oke bos...sekarang kita akan masuk ke hasil survey
survey yang kita lakukan disana meliputi survey makroseismik dan mikroseismik.
survey makroseismik dilakukan untuk melihat daerah-daerah mana saja yang mengalami kerusakan dan juga arah rekahan yang di akibatkan gempabumi.
sedangkan survey mikroseismik dilakukan untuk menghitung frekuensi gempabumi susulan yang terjadi setelah gempabumi utama. Tujuan dari survey mikroseismik ini adalah untuk memprediksi kapan gempabumi susulannya berakhir atau kapan gempabumi mengalami keadaan normalnya kembali.

SURVEY MAKROSEISMIK
Berdasarkan hasil pengamatan makroseismik, banyak bangunan yang mengalami kerusakan di dua kabupaten, yaitu kabupaten Kepulauan Yapen dan kabupaten Waropen. Untuk Kabupaten Kepulauan Yapen, kerusakan terjadi di semua distrik, baik kerusakan ringan, sedang, berat dan kerusakan total. Tetapi distrik yang paling parah mengalami kerusakan berat dan total adalah distrik Angkaisera. Banyak bangunan rumah dan fasilitas umum yang rata dengan tanah akibat gempabumi ini. Di distrik angkaisera ini pula, kita menemukan banyak adanya retakan dan rekahan tanah diakibatkan pergeseran gempabumi ini. Setelah kita melakukan pengukuran sampel arah retakan tanah di 5 lokasi selama perjalanan, didapatkan arah rekahan tersebut berkisar 310 - 350 dari arah utara. Tetapi arah rekahan tersebut lebih dominan mempunyai arah 330 dari arah utara. Sedangkan untuk kabupaten Waropen, kerusakan terjadi di 4 distrik saja. Distrik yang paling parah mengalami kerusakan adalah distrik Demba.







berdasarkan data makroseimik diatas, maka kita bisa sedikit memetakan kerusakan tersebut dengan cara metode ISOSEISMAL, yaitu memetakannya dalam bentuk luasan pengaruh kerusakan akibat gempabumi yang sama.



SURVEY MIKROSEISMIK
Setelah kita sampai di lokasi bencana, tim survey langsung memasang alat Portable Digital Seismograph. Lokasi pemasangan alat ini kita pasang 2 titik, yang pertama di distrik angkaisera dan yang kedua kita pasang dekat dengan posko bencana yaitu di gedung DPRD Kepulauan Yapen. Survey mikroseismik yang dilakukan berupa perhitungan jumlah frekuensi gempa susulan dan juga letak pusat gempabumi susulan. Dari hasil perhitungan frekuensi gempabumi susulan, maka kita bisa menghitung kapan gempabumi tersebut akal kembali normal.





Saya menggunakan 4 metode rumus peluruhan yaitu Omori, Mogi1, Mogi2 dan Utsu. Dari ke empat metode ini, nantinya kita lihat hasil perhitungannya, terutama korelasi datanya (keterkaitan data). Yang setahu saya, dalam ilmu statistik apabila korelasi 1 atau -1, maka keterkaitan datanya makin kuat. Jika korelasinya mendekati 0 (nol), maka tidak ada keterkaitan antar data (lemah). Karena ini merupakan peluruhan gempabumi, maka keterkaitan data yang paling kuat adalah -1. Jadi bila korelasi statistiknya mendekati -1, maka hubungan dan keterkaitan datanya makin kuat. Dibawah ini adalah hasil perhitungannya, dimana korelasi yang paling kuat adalah menggunakan metode Mogi2 yaitu -0.9539. Sedangkan berdasarkan perhitungan menggunakan metode Mogi2 ini, didapatkan lamanya waktu gempabumi akan kembali ke kondisi normalnya kurang lebih 19 hari setelah gempabumi utama yaitu sekitar tanggal 5 Juli 2010.



sedangkan untuk hasil gempabumi susulan yang berhasil dianalisa, kita petakan agar kita bisa mendapatkan gambaran kasar bidang patahan yang mengalami pergeseran. Dalam analisa selama survey mikroseismik, kita menduga bahwa akibat gempa utama tanggal 16 juni, menyebabkan patahan-patahan lokal ikut aktif. Patahan-patahan lokal tersebur adalah patahan Randawai dan Jobi yang terletak di kepulauan Yapen.





FENOMENA LAIN AKIBAT GEMPABUMI YAPEN WAROPEN
Fenomena yang perlu dibahas juga dalam tulisan ini adalah tentang banyaknya tanah longsor akibat gempabumi tanggal 16 Juni 2010. Berdasarkan survey, banyak titik di kepulauan Yapen yang mengalami tanah longsor. Tanah longsor ini terjadi akibat kemiringan lahan di kepulauan Yapen yang dominan curam. Dibawah ini saya coba memetakan kemiringan lahan di kabupaten Kepulauan Yapen tersebut. Hasilnya...wwoooowww...!!! hampir 80% wilayah kabupaten ini masuk ke dalam kategori kemiringan lahannya adalah curam. Kecuraman ini bisa sangat berpotensi adanya tanah longsor yang sangat membahayakan para penduduk. Terbukti, pada saat kejadian gempabumi utama, di daerah Saubeba ada 1 mobil taxi berpenumpang 12 orang yang terkubur oleh longsoran tanah akibat gempabumi tersebut. Dari hasil penglihatan sekilas pada saat survey, tanah yang longsor tersebut bermaterikan kapur dan juga ada tanah aluvial yang notabene kedua jenis batuan tersebut tingkat rigiditas batuannya sangatlah rendah.
Yang paling saya takutkan dari tanah longsor adalah longsoran yang langsung menghadap ke muka laut. Dimana longsoran ini bisa menyebabkan unstabilitas massa air laut, sehingga kemungkinan saja bisa terjadi adanya tsunami. Untung saja ketinggian longsor ini tidaklah terlalu tinggi, sehingga dalam kasus longsoran yang terjadi di kepulauan Ambai, dimana longsorannya langsung menghadap ke muka laut, tidak terlalu mengganggu stabilitas massa air laut disana.





REFERENSI :
- Laporan Survey Gempabumi Yapen Waropen 16 Juni 2010
- Focal Mechanisme USGS
- Win ITDB Software database


lampiran foto :
longsoran tanah yang langsung menghadap ke muka laut



Rekahan tanah yang melewati rumah penduduk


Banyak rumah yang rata tanah




Yang Rata dengan air juga ada lohhh...


NARSIS SEDIKIT BOLEH TOHHHH.....!!!

Selasa, 15 Juni 2010

belajar jadi fotografer porno...

sebagai seseorang yang punya hobi foto-foto, gw harus profesional dalam segala bidang jenis fotografi...nahh salah satunya adalah jenis nude fotografi...yud dehh..loe liat aj hasil gw belajar barusan...
ckckckckck....17+






BONUS


jadi???....loe semua suka gaya yang mana???
huaaaaaa :'( jadi kepengen....



thread yang lain :
- Firework at Jayapura
- go to enggros
- Nabire on my lens
- Bugs and Insect world
- Pulau ahe & here, kepulauan mamboor
- transportasi indonesia
- what a beautiful sky
- Ekspressi ibu dan anak
- mudik kemarin
- Surade Expedition
- Belajar Jadi Photografer Porno
- Bunga

rumah gw...



silahkan mampir gan...!!!

Senin, 14 Juni 2010

bingung sama kemiringan lahan...

ud hampir sebulan gw nyari-nyari jawaban atas pertanyaan tentang pembuatan kemiringan lahan yang ada di peta land use system. Awalnya sih gw gak sengaja ngeliat tentang peta tersebut...dan ada sihh kepake sedikit buat bikin tulisan gw di blog sebelumnya tentang tanah longsor karena kemiringan lahan. Tapi yang gw bingung tuh legend-nya berupa persen kemiringan. Nah lohhh???...kok kemiringan lahan kok dalam persen??..bukannya kemiringan lahan itu biasanya derajat??? (gumam gw dalem hati).
Sebagai contoh, gw coba kasih peta kemiringan lahan yang pernah ada di blog gw sebelumnya :


tuhh kan...legend-nya itu dalam persen...gw kate juga ape...
ternyata selidik punya selidik, satuan untuk kemiringan itu ternyata ada beberapa satuan...diantaranya yang akan gw bahas adalah dalam persen dan derajat kemiringan.
otree dehh...gw lanjut ceritanya..
jadi setelah gw ngeliat legend peta kemiringan itu dalam persen, otomatis naluri gw sebagai detektif handal....(uweekkk...ada yang muntah tuhh)...gw langsung cari tw.
gw ud nanya temen, nyari2 di blog tetangga, nanya2 di milist juga ud gw santronin...tapi walhasil, gw malah tambah bingung. Akhirnya karena kesambet setan darimana tw...akhirnya gw bisa dapetin entuh jawabannya dari blog tetangga. jiahhhh....ternyata jawabannya simple banget...anak SMP juga bisa ini mahhh... Tapi yang bikin gw bingung, kok slama sebulan gw gak bisa dpt2 jawabannya yakkk...(dasar oon)..

begini jawabannya sodara-sodara....
kalian ud pernah belajar ilmu skala peta kan???
klo gak salah rumusnya kayak gini :
Jarak sebenarnya = Jarak pada peta : skala peta
contoh :
skala pada peta diatas adalah 1:150.000
jarak dipeta, misalnya 3 cm
jadi, Jarak sebenarnya = 3 : (1:150.000) = 450.000cm = 4.500 meter

gimana??...gampang kan perhitungan skala peta-nya???
oke..kita lanjut lagi...
ternyata perhitungan kemiringan lahan itu cuma mengandalkan rumus matematika biasa..
pernah belajar rumus matematika tentang sudut trigonometri di SMP or SMA gak???
rumusnya itu tentang sudut tangen??...
klo lupa, nihhh gw kasih rumus sama gambarnya...


misalnya, kita mw mencari sudut A, karena sudut A adalah sudut kemiringannya...
bila kita ingin mencari sudut A, maka kita harus mengetahui minimal 2 panjang sisi dari segitiga tersebut. klo misalnya yang diketahui cuma panjang a dan c saja, maka sudut A bisa kita cari dengan rumus sinus (Sin A=a/c). Sedangkan klo yang diketahui cuma panjang b dan c saja, maka sudut A bisa cari dengan rumus cosinus (Cos A=b/c). Nah klo yang diketahui panjangnya hanya a dan b saja, maka kita bisa cari sudut A dengan rumus Tangen (Tan A=a/b).
gimana om n tante???...inget kan sama pelajaran yang tadi waktu SMP or SMA???

kita lanjut lagi...
jadi klo dalam penentuan kemiringan lahan ini, kita bisa menggunakan rumus sudut trigonometri sederhana diatas..
dimana yang paling gampang dalam perhitungannya adalah menggunakan rumus tangen-nya.
dimana rumus tangen adalah panjang yang tegak lurus dibagi dengan panjang yang mendatar. Jadi klo dalam penggunaannya dalam peta, panjang yang tegak lurus itu di asumsikan sebagai ketinggian topografi. Sedangkan panjang yang mendatar diasumsikan sebagai jarak sebenarnya dalam peta. Jadi sudut kemiringan lahan kita bisa itung dengan membagi antara ketinggian topografi dengan jarak mendatar sebenarnya, setelah itu kita arc tangen kan...

Tangen sudut kemiringan lahan = ketinggian topografi/Jarak datar sebenarnya


klo perhitungannya dalam persen :
Persen kemiringan lahan = (ketinggian topografi/Jarak datar sebenarnya) X 100%

gimana om n tante??...ud ngerti kan cara perhitungan kemiringan lahannya??

klo masih bingung...oke dehh kita terusin lagi pembahasannya.

disini saya akan memberikan contoh langsung tentang kemiringan lahan :

pada gambar diatas, peta tersebut mempunyai skala 1:150.000, jarak E-B pada peta adalah 2 cm. Berapakah kemiringan lahan tersebut tersebut dalam derajat dan persen??
jawab :
Jarak sebenarnya = 2 : (1:150.000) = 300.000 cm = 3.000 meter
ketinggian topografi = ketinggian B - ketinggian E = 1280m - 1160m = 120 meter

kemiringan lahan dalam derajat :
Tangen (sudut kemiringan lahan) = 120m / 3000m = 0.04
jadi sudut kemiringan lahan = Arc Tangen 0.04 = 2.24°

kemiringan dalam persen :
Persen kemiringan lahan = (ketinggian topografi/Jarak datar sebenarnya) X 100%
Persen kemiringan lahan = (120/3000) X 100% = 4 %


gimana om n tante...su bisa ka tra??...gampang tohh??
ya ud...smoga bermanfaat ajahhh....
amin...





thread yang lain :
- Gunung Berapi di Papua
- Kembang Api 2011 di Jayapura
- Menentukan Arah Kiblat
- 10 Event Tsunami paling mematikan didunia
- Peta Tektonik Papua
- Peta Interpolasi menggunakan Arcview GIS 3.3
- Gempabumi Yapen Waropen 16 Juni 2010
- sebab robohnya bangunan akibat gempabumi yapen waropen
- Peta Bahaya Tsunami Papua
- go to enggros
- Nabire on my lens
- Merauke on my lens
- Bovendigoel on my lens
- Bugs and Insect world
- Pulau ahe & here, kepulauan mamboor
- transportasi indonesia
- what a beautiful sky
- Ekspressi ibu dan anak
- mudik kemarin
- Surade Expedition
- Belajar Jadi Photografer Porno
- Bunga

Minggu, 13 Juni 2010

lempeng tektonik-nya jalan2 melulu...

PLATE TEKTONIK DAHULU KALA

















PLATE TEKTONIK SEKARANG


PLATE TEKTONIK MASA DEPAN






SOURCE : http://www.scotese.com/