Pada tanggal 11 maret 2011, tsunami jepang juga berimbas ke daerah-daerah diseluruh pasifik. Tsunami tersebut juga sampai ke alaska, Amerika Utara, Amerika Selatan, kepulauan di Pasifik, Filipina dan juga utara wilayah perairan Indonesia. Dalam warning yang di keluarkan PTWC (Pacifik Tsunami Warning Center), Jayapura juga akan terkena terjangan tsunaminya dengan estimasi waktu tiba pukul 20:35 WIT.
Terjangan tsunami di Jayapura akibat gempabumi di Jepang sekarang sudah usai, tetapi dampak dari tsunami tersebut cukup mengejutkan. Bagaimana tidak, tsunami tersebut mengakibatkan meninggalnya satu orang di daerah Holtekamp, puluhan rumah dan infrastruktur rusak berat dan ringan di Holtekamp dan juga Enggros. Yang menjadi pertanyaan sekarang, mengapa kerusakan berat hanya terjadi di daerah Holtekamp dan Enggros???....
Saya coba menjawab bagaimana hal itu bisa terjadi....dan inilah jawaban saya...dan ini hanyalah pemikiran pribadi saya, dan silahkan di koreksi bila ada kekeliruan.
dari gambar diatas, saya coba mengilustrasikan arah pergerakan gelombang tsunami yang terjadi di Jayapura. Tanda panah Merah adalah tanda arah gelombang tsunami langsung yang menerjang Jayapura, sedangkan Tanda panah warna hitam dan ungu adalah tanda arah gelombang tsunami hasil dari pantulan dari gelombang langsung yang menerjang Jayapura.
Awalnya, gelombang tsunami merambat bebas dari Jepang ke Jayapura dengan arah Utara-Selatan. Saat akan memasuki teluk Jayapura, Gelombang tsunami lansung yang mengarah Holtekamp mengalami interferensi dengan gelombang tsunami yang bersinggungan dengan pantai yang ada di Tanjung Suaja (BaseG). Setelah itu mengalami interferensi kembali dengan gelombang tsunami yang bersinggungan dengan tanjung Diar (Holtekamp). Akibatnya daerah Holtekamp mendapatkan gelombang yang cukup tinggi, disebabkan interferensi gelombang dari gelombang tsunami langsung dan gelombang tsunami yang berbelok arah akibat bersinggungan dengan Tanjung Suaja (BaseG) dan Tanjung Diar (Holtekamp).
Setelah gelombang tersebut menghajar kawasan pantai Holtekamp, gelombang tersebut memantul (resonansi gelombang) ke arah kota Jayapura dan juga ke celah masuk Teluk Youtefa. Bukti dari beresonansinya gelombang tsunami ini adalah waktu saya mengamati gelombang tsunami di Pantai Hamadi, gelombang tersebut tidak tegak lurus arahnya ke pantai, tetapi ke arah menyamping kekiri pantai dari tempat saya mengamati. Jadi kesimpulan saya gelombang yang menerjang ke Jayapura, Hamadi dan yang masuk ke Teluk Youtefa adalah gelombang resonansi dari tsunami.
Sekarang saya coba membahas tentang cukup dahsyatnya gelombang tsunami yang menerjang wilayah Tobati dan Enggros. Menurut analisa saya, saat gelombang resonansi tsunami memasuki teluk Youtefa, di celah masuk tempat masuknya gelombang, cukuplah sempit. Dengan adanya penyempitan ini, maka aliran gelombang tsunami ini akan semakin kencang/cepat, sesuai dengan hukum fisika yaitu tentang fluida. Semakin kencangnya kecepatan gelombang tsunami, maka daya dobraknya juga akan berbanding lurus. Hal inilah yang menyebabkan kampung Tobati dan sebagian kampung Enggros yang terlewati arus gelombang tsunami di celah masuknya ini banyak yang mengalami kerusakan.
Fenomena lain yang terjadi adalah banyaknya rumah di kampung enggros yang mengalami kerusakan. Kerusakan ini menurut saya di akibatkan tertutupnya aliran masuk di Teluk Youtefa. Jadi kalau saya rincikan kejadiannya, air gelombang tsunami hasil resonansi yang masuk ke celah teluk youtefa, terus beresonansi kedalam teluk dan tidak bisa keluar dikarenakan tertutupnya teluk youtefa. Menurut pemikiran saya, gelombang yang masuk tadi bisa saja mengalami turbulensi (perputaran) arus gelombang, bisa juga mungkin mengalami resonansi secara berkesinambungan dan terus menerus. Gelombang yang masuk ke teluk Youtefa tidak bisa keluar kembali, sedangkan gelombang resonansi dari hasil pantulan dari pantai Holtekamp terus mendesak masuk ke teluk Youtefa. Hal inilah yang menyebabkan tingginya gelombang di kampung Enggros dapat terjadi.
DAFTAR ISTILAH TSUNAMI
Resonansi Tsunami adalah Pantulan dan gangguan terus menerus atas gelombang-gelombang tsunami dari tepi pelabuhan atau teluk sempit yang dapat menyebabkan peningkatan ketinggian gelombang, dan memperpanjang durasi kegiatan gelombang dari suatu tsunami.
Interferensi adalah interaksi antar gelombang di dalam suatu daerah. Interferensi dapat bersifat membangun dan merusak. Bersifat membangun jika beda fase kedua gelombang sama sehingga gelombang baru yang terbentuk adalah penjumlahan dari kedua gelombang tersebut
Reference :
- Rangkuman istilah tsunami; UNESCO 2007
- wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar