Label

Minggu, 08 Juli 2012

belajar ngukur tsunami...

ahhh..males cerita panjang-panjang buat introductionnya...
yang jelas, kali ini saya pengen coba ngasih tutorial cara pengukuran survey setelah terjadi tsunami. Yang pertama-tama, kita harus tahu dulu istilah-istilah apa aja yang berkaitan tentang tsunami. Istilah-istilah tersebut antara lain:
- Tinggi Run-up tsunami
- Inundasi
- Tinggi Tsunami
Jadi ada perbedaan antara tinggi tsunami dan tinggi run-up tsunami. Kalau tinggi tsunami dihitung dari bibir pantai ke tinggi muka gelombang tsunami, sedangkan tinggi run-up dihitung dari batas akhir inundasi gelombang tsunami ke proyeksi vertikal ketinggian normal air laut. Supaya lebih jelas, silahkan gambar di bawah ini :


Jadi, perlu saya tekankan disini, kalau tinggi tsunami dan tinggi run-up nya mempunyai perbedaan ketinggian. Hal ini dipengeruhi berbagai faktor, diantaranya adalah kemiringan pantai dan dasar laut, kekasaran pantai (jenis geologi pantai), bentuk pantai (teluk atau mendatar) dll. Sebagaimana kita tahu, alat yang sering di gunakan untuk pengukuran tinggi tsunami adalah menggunakan Alat pasang surut air laut (Tide Gauge). Sedangkan untuk mengukur run-up tsunaminya, belum ada alat khusus yang digunakan untuk mengukurnya. Yang bisa dilakukan untuk mengukur run-up tsunaminya adalah dengan cara survey/pengamatan langsung ke daerah-daerah yang terkena terjangan tsunami.
Alat-alat yang dibutuhkan untuk survey setelah terjadi tsunami adalah :

- Meteran Gulung


- Penggaris Tiang


- GPS (Global Positioning System)

- Abney Level atau Hand Level


- Kompas


- dan lain-lain

klo di atas adalah alat-alat yang diperlukan untuk survey, sekarang saya coba menyebutkan data apa saja yang akan kita cari selama survey setelah tsunami. Data yang di cari adalah :

- Koordinat daerah yang di survey
- Jarak inundasi tsunami
- Tinggi Run-up tsunami
- Arah hempasan tsunami
- Informasi atau keterangan dari masyarakat dan lain-lain

Untuk mencari koordinat daerah yang di survey, kita menggunakan Global Positioning System (GPS). Untuk daerah yang disurvey, jangan lupa juga di catat nama daerah yang di survey.
Untuk Mengukur jarak inundasi (genangan) gelombang tsunami yang masuk ke daratan, alat yang kita gunakan yaitu "meteran". Disarankan meteran yang di gunakan adalah meteran yang mempunyai ukuran yang cukup panjang. Hal ini di karenakan inundasi gelombang tsunami bisa berjarak ratusan meter jauhnya dari bibir pantai bahkan bisa lebih.
Untuk Mengukur Tinggi Run-up tsunami, alat yang di gunakan adalah penggaris tiang, Abney/hand level, dan kompas. Yang sangat di perlukan disini adalah alat yang bisa membantu kita mencari nilai mendatar pada saat pengukuran ketinggian run-up. Untuk membantu mencari nilai datar itu, maka di gunakanlah abney level atau hand level. Selain abney/hand level, sebenarnya kompas juga bisa digunakan untuk mencari nilai datar. Pada bagian kompas geologi, terdapat klinometer di bagian dalamnya. Sehingga nilai mendatar dapat kita dapatkan dengan menggunakan kompas. Tetapi tetap saja, abney level memiliki keunggulan, karena abney level berbentuk teropong dan mempunyai perbesaran, sehingga pengamatan nilai yang akan di cari menggunakan penggaris tiang akan lebih jelas di lihat.
Untuk mencari arah hempasan tsunami, alat yang dipakai adalah kompas atau bisa juga menggunakan GPS. Arah hempasan gelombang tsunami ini bisa kita cari dengan mencari arah bekas jejak rambatan tsunami. Bekas arah rambatan tersebut, bisa kita lihat dari tumbuhan rumput/ilalang yang rebah karena tsunami. Bisa juga dengan melihat struktur bangunan yang mungkin terseret oleh tsunami.



sekarang saya coba memberikan cara penggunaan alat-alatnya

1. ABNEY LEVEL
perbedaan antara abney level dan hand level hanya terletak pada ada atau tidaknya klinometer di kedua alat tersebut. Kalau abney level memiliki klinometer, sedangkan hand level tidak ada. Jadi cara penggunaan abney level, jika ingin membidik arah mendatar, maka nilai klinometernya harus di nol-kan terlebih dahulu kemudian di kunci agar tidak berubah-ubah klinometernya.

Pada pengukuran run-up tsunami menggunakan abney level, bisa dlakukan dengan berbagai cara. Diantaranya yaitu, bisa kita mengukur abney level-nya dari bibir pantai dan garis ukurnya yang didaratan, bisa juga kita mengukur abney level-nya di daratan dan garis ukurnya yang di bibir pantai. Pada gambar di bawah ini, saya coba memberikan contoh pengukuran abney level yang di lakukan di bibir pantai, sedangkan garis ukurnya yang di daratan :


Pada gambar diatas, saya ilustrasikan cara pengukurannya menggunakan abney level/hand level. Sebelum pengukuran, kita harus mengukur dulu tinggi si pengukur. Tinggi yang diukur adalah bukan dari bawah kaki ke ujung kepala, tetapai yang diukur dari ai pengukur adalah dari bawah kaki hingga tinggi mata si pengukur. Dicontohkan di atas bahwa tinggi pengukur dari kaki hingga mata adalah 172 cm, lalu setelah itu garis ukur (tiang penggaris) diletakkan tepat diatas ditemukannya bekas atau jejak dari run-up tsunami. Setelah itu pengukuran pun di lakukan menggunakan abney/hand level untuk mencari nilai level/mendatarnya. Pada contoh diatas, didapatkan jarak mendatarnya adalah 60 cm pada tiang penggaris. Maka hasil dari perhitungan tinggi run-up yaitu (tinggi pengukur - tinggi pengukuran) = 172 cm - 60 cm = 112 cm.
Penggunaan abney/level saat pengukuran harus memperhatikan waterpas yang ada di dalamnya. Kondisi di katakan mendatar/level, apabila gelembung air yang ada di dalam abney/level sudah berada di tengah-tengah garis tengah pada alat. Untuk lebih gampangnya, silahkan gambar di bawah ini :


oiya...ada tambahan. berdasarkan pengalaman di lapangan dan juga diajarkan sama bule yg pernah ngukur tsunami, cara pengukuran terbaik adalah klo bisa kita pengukurannya bukan berdiri di tepi pantai. Yang terbaik adalah kita berdiri ditengah-tengan antara bibir pantai dan penggaris ukur. Jadi kita melakukan pengukuran 2 kali, yaitu pengukuran menghadap ke penggaris ukur yang diletakkan di titik run-up tsunami tertanda, lalu dilanjutkan pengukuran kepenggaris ukur yang diletakkan di bibir pantai. Setelah itu hasilnya di hitung, dan akhirnya tinggi run-up bisa didapatkan.


2. KOMPAS
Tujuan utama dibuat kompas adalah sebagai penunjuk arah mata angin dalam navigasi dll. Tetapi dalam perkembangannya, kompas di design semaksimal mungkin agar bisa digunakan untuk keperluan yang lain, khususnya untuk para geologist. Jadi selain untuk menentukan arah, kompas bisa digunakan untuk mengukur arah strike dan dip pada sebuah bidang. Selain itu, khususnya pada kompas geologi, terdapat klinometer sebagai alat untuk mengukur kemiringan. Selain klinometer, juga bisa digunakan untuk mengukur leveling dari garis datar seperti hand level. Tapi kekurangannya, kompas tidak menggunakan lensa, sehingga obyek yang dilihat tidak terlalu jelas, dan jaraknya juga terbatas.

bagian-bagian dari Kompas

Cara menghitung kemiringan :
- letakkan lah kompas di bidang yang miring seperti gambar, lalu levelkan water levelnya dengan menggeserkan levelnya dengan putaran yang ada dibelakang kompas. setelah water levelnya sudah level, lakukanlah pembacaan pada garis level klinometer. Nilai pembacaan kemiringan pada kompas ini ada yang yang bernilai derajat dan juga dalam bentuk persen kemiringan.
cara perhitungan kemiringan

hasil perhitungan kemiringan

jika ingin menembak menggunakan kompas


ALTIMETER
altimeter adalah alat untuk mengukur ketinggian. Dalam hal ini saya coba menjelaskan penggunaan altimeter yang masih analog. Sebelum kita menggunakannya, kita harus melevelkan dulu ketinggian nol-nya dengan cara mengkalibrasinya di pinggir pantai. Apabila kita sudah di pantai, maka buatlah balance indicatornya berada di tengah-tengah antara tanda (+) dan (-) dengan cara memutar-mutar pointer knob-nya. Setelah balance indicator berada di tengah, maka kita tarik ke atas knob "reset kontrol" lalu putar hingga pointer atau jarum penunjukan angkanya berada di titik 0 meter. Usahakan water level tepat berada level ditengah saat kalibrasi dan juga pengukuran. Setelah kita mengkalibrasinya, kita dapat melakukan pengukuran ketinggian dimanapun berada. Contoh pengukuran ketinggiannya yaitu, apabila kita di suatu ketinggian, maka putar pointer knob sehingga balance indikator berada di tengah-tengah. Jika balance indikator sudah berada ditengah-tengah, lihatlah pointer/jarum menunujukan berada di angka berapa. Angka yang ditunjukan oleh pointer/jarum itulah angka yang menunjukan ketinggian daerah tersebut.
Dikarenakan altimeter analog ini berpengaruh dengan suhu, diusahakan saat pengukuran ini altimeter jangan langsung terkena sinar cahaya matahari. Dibawah ini juga saya lampirkan tabel koreksi ketinggianterhadap suhu. Jadi untuk mendapatkan nilai ketinggian suatu tempat yang lebih baik, maka ada baiknya kita menyandingkan data altimeter ini dengan data suhu saat pengukuran menggunakan termometer, lalu mengkoreksikannya.




Tabel koreksi suhu terhadap hasil perhitungan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar