Label

Senin, 24 Mei 2010

Potensi Tsunami di Danau Sentani, Kabupaten Jayapura

Komunitas perairan danau Sentani merupakan danau yang komplek dan terbesar terletak di Papua, secara geografis memanjang dari timur ke barat sepanjang 26,5 km, lebar antara 0,75 – 6 km dengan kedalaman maksimum mencapai 51,8 m. Luas Danau sekitar 9.630 Ha. Tingkat kedalaman danau berkisar antara 6 meter – 140 meter, terletak pada ketinggian 75 m dpl. Danau Sentani menerima air dari beberapa sungai yang bermuara dari gunung Cycloops dan pegunungan di sekitarnya. Danau ini mengalirkan airnya ke lautan Pasifik melalui sungai Djafuri (FAO 1972).
Danau Sentani secara administratif terletak di Kabupaten Jayapura, Papua di daerah Pegunungan Cycloops yang telah ditetapkan menjadi cagar alam pada tahun 1995, sebagai pusat penelitian, dan pengembangan ilmu pengetahuan. Keindahan danau Sentani memang tidak diragukan lagi. Beraneka ragamnya satwa khususnya fauna yang berekosistem danau, menambah keunikan dari danau Sentani. Penduduk yang tinggal di sekitar danau Sentani berjumlah sekitar 24 kampung, ini membuktikan bahwa danau Sentani juga merupakan tempat untuk nertempat tinggal dan juga tempat untuk bermata pencaharian untuk penduduk setempat.
Tetapi dibalik keindahan danau Sentani tersebut, ada sedikit bahaya yang mengintai para penduduk dan masyarakat yang berwisata di tempat ini. Bahaya itu adalah adanya potensi terjadinya Tsunami yang mungkin saja bisa terjadi di danau Sentani ini. Sebagian kalangan pasti ada yang meragukan tentang terjadinya tsunami di Danau, karena kebanyakan kejadian tsunami hanya terjadi di laut. Tetapi untuk lebih jauh lagi untuk memberikan gambaran, saya akan memberikan sedikit prolog tentang kejadian-kejadian Tsunami yang pernah terjadi di Danau.

PROLOG
a. Gempabumi Solok tanggal 6 Maret 2007
Gempabumi ini mempunyai pusat gempabumi di terjadi di koordinat 0,48° LS-100,37° BT pada kedalaman 33 km dengan kekuatan gempa 5,8 pada skala Richter, dengan lokasi 19 km selatan Kota Bukittinggi. Efek yang terjadi akibat gempabumi tidak saja korban jiwa karena gempabumi terjadi di darat, tetapi mengakibatkan pergeseran permukaan tanah. Karena pusat gempabumi tidak jauh dari keberadaan letak danau Singkarak, maka pergeseran ini juga mengakibatkan adanya deformasi (perubahan) di dasar danau Singkarak. Karena adanya pergeseran di dasar danau Singkarak terjadi, maka kestabilan massa air di danau tersebut juga ikut mengalami perubahan. Sehingga karena kejadian ini, terjadilah Tsunami kecil di danau Singkarak tersebut.
b. Tanah Longsor di Kampung Nyalindung tanggal 17 Februari 2007
Akibat adanya longsor yang terjadi di pinggir sebuah danau yang tak bernama di lokasi penambangan pasir kampung Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat. Menyebabkan material longsoran memasuki badan air pada danau tersebut. Akibatnya terjadi ketidak stabilan massa air di danau tersebut, sehingga terjadilah tsunami dengan ketinggian 15 meter di danau tak bernama tersebut. Akibat kejadian ini, dilaporkan ada 4 orang meninggal dunia.

oke...kita lanjut cerita danau Sentani lagi, tapi sebelum itu saya akan memberikan sedikit penyebab terjadinya tsuanami dan syarat-syarat terjadinya potensi tsunami yang sudah banyak khalayak orang mengetahuinya....sekedar intermezzo ajah..

Penyebab tsunami :
1. Gempabumi tektonik
2. Gunung Api meletus
3. Landslide (Tanah Longsor)
4. Benda langit yang jatuh (meteor)
5. Ledakan Nuklir
6. Cuaca ekstrim (Tornado)

oke dude's...let moving on again

Jadi kalau kita amati dari point-point penyebab tsunami dari point 1 s/d 6, maka penyebab yang mungkin saja relevan terjadi untuk di daerah Jayapura khususnya di danau Sentani adalah point 1 dan 3 yaitu gempabumi tektonik dan tanah longsor. Sedangkan untuk point 2 yaitu gunung api meletus, di propinsi Papua tidak ada gunung berapi yang aktif. Jadi point 2 tidak relevan dijadikan penyebab tsunami di Jayapura. Begitu juga dengan point 4, 5 dan 6, peluang terjadinya sangatlah kecil sekali. Jadi, sama dengan point 2, point 4, 5 dan 6 tidak saya didiskusikan lebih jauh, karena tidak tidak terlalu berpengaruh.

oke...sekarang kita ngomong lebih jauh tentang potensi tsunami di danau Sentani. Dari uraian diatas, penyebab tsunami yang mungkin relevan bisa terjadi di danau Sentani adalah gempabumi tektonik dan tanah longsor. oleh karena itu saya akan lebih mengupasnya satu persatu.

TSUNAMI AKIBAT GEMPABUMI TEKTONIK
Berdasarkan setting seismotektonik untuk Kabupaten Jayapura, di daerah ini terjadi aktivitas kegempaan yang diakibatkan adanya Lajur Anjak Memberamo. Lajur Anjak Memberamo ini memanjang dari daerah Waropen-Memberamo Raya-Kab.Jayapura hingga Keerom. Lajur ini tidaklah satu garis patahan yang memanjang, tetapi terbagi-bagi lagi dalam berbagai segmen patahan-patahan kecil. Aktivitas dari Lajur Anjak Memberamo ini tidaklah lepas dari pengaruh aktivitas subduksi (penunjaman lempeng) yang ada di perairan utara Papua antara Lempeng Pasifik dan Lempeng Indo-Australia. Lempeng Pasifik terletak di Utara Papua, sedangkan Lempeng Indo-Australia terletak di selatan Papua. Kedua lempeng besar ini saling bertemu di daerah subduksi perairan utara Papua, dimana Lempeng Pasifik menyusup kebawah, sedangkan Lempeng Indo-Australia terangkat keatas.



Dari segmen patahan-patahan kecil dari Lajur Anjak Memberamo ini, terdapatlah patahan kecil yang melewati danau Sentani. Patahan kecil ini bernama Patahan Sentani. Patahan ini memanjang dari daerah Depapre hingga daerah Abepura.
Sedangkan dari pengamatan gempabumi yang dilakukan Regional Seismic Center 5, Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah V Jayapura, aktivitas gempabumi di sekitar danau Sentani cukuplah tinggi. Walaupun kekuatan gempabumi yang sering terjadi di sekitar danau Sentani ini kecil, tapi frekuensinya cukuplah sering terjadi. Hal dibuktikan dengan cukup banyaknya data yang tercatat untuk gempabumi yang dirasakan akibat aktivitas patahan Sentani ini. Sekedar berbagi informasi, saya akan memasukan Peta Seismisitas tahun 2007-2009 dan Peta gempabumi yang dirasakan di sekitar danau Sentani dari tahun 1992 - Mei 2010 yang didapatkan dari RSC 5, BBMKG Wilayah V Jayapura :





Dari contoh data gempabumi diatas, data telah membuktikan tingkat keaktifan gempabumi disekitar danau Sentani cukuplah tinggi. Sekarang bagaimana hubungan antara keaktifan gempabumi tersebut dengan kemungkinan terjadinya tsunami di danau Sentani??. Sebelum kita membahasnya, mari kita lihat terlebih dahulu syarat-syarat terjadinya tsunami yang biasa terjadi di laut:
1. Gempabumi terjadi di laut
2. Magnitude diatas 7.0 SR
3. Kedalaman Gempabumi dangkal (0-65 km)
4. Terjadi adanya deformasi bawah laut

dari uraian syarat-syarat terjadinya tsunami diatas, maka kita pasti bertanya, bagaimana dengan syarat-syarat tsunami yang terjadi didanau?. oke lah klo beg..begitu..kita lanjut lagi ngelindurnya. Memang agak ada sedikit perbedaan yang sedikit mendasar. Tapi untuk lebih detailnya, mari kita bahas satu persatu.

Point 1. Gempabumi terjadi di laut
sebenarnya syarat ini hanya syarat yang terlalu spesifik obyektifitas. Disini yang dijadikan obyek dalam syarat adalah laut. kalau kita jadikan obyek syarat ini bersifat umum, maka bisa menjadi "gempabumi terjadi yang diatas lapisannnya ada massa air". Maksudnya "yang diatas lapisannya ada massa air" yaitu pada titik pusat terjadinya gempa terdapat massa air diatasnya. Massa air ini bisa laut, Danau, Sungai dll. Jadi, sebenarnya kalau kita telaah lebih dalam, syarat terjadi tsunami itu haruslah ada fluida (zat cair) sebagai pembentuk tsunami itu sendiri.

Point 2, 3 dan 4. Magnitude diatas 7.0 SR, Kedalaman gempabumi dangkal dan terjadi deformasi di dasar laut.
Memang untuk membangkitkan adanya tsunami haruslah mempunyai kekuatan gempabumi yang sangat besar dan mempunyai kedalaman yang dangkal. Tetapi itu bukanlah suatu keharusan mutlak terjadinya suatu tsunami. Yang menjadi penyebab utama terjadi tsunami adalah adanya deformasi (perubahan) di dasar lapisan yang diatasnya terdapat fluida. Jadi, walaupun gempabuminya berkekuatan sedang ataupun kecil, tetapi jika gempabumi tersebut bisa menyebabkan adanya deformasi didasar lapisan berfluida tersebut, maka kemungkinan besar bisa menyebabkan terjadinya tsunami dikarenakan adanya intrusi massa air yang ada diatasnya.
Sekarang kita bahas tentang kedalaman gempabumi yang dangkal. Dari pengamatan gempabumi yang dilakukan RSC 5, BBMKG Wilayah V Jayapura, gempabumi yang terjadi disekitar danau Sentani merupakan gempa-gempa yang mempunyai kedalaman dangkal. Kedalaman gempabumi disana mempunyai variasi kedalaman dari 5 km hingga 33 km. Semakin dangkal pusat gempabumi, maka makin besar juga kemungkinan terjadinya gempabumi yang mengakibatkan adanya deformasi di dasar danau. Jadi jelaslah sudah, dari kejadian-kejadian gempabumi yang dangkal tersebut, bisa memungkinan terjadi tsunami di danau Sentani.
Untuk lebih mendalam lagi penyelidikan deformasi yang mungkin terjadi di danau Sentani, maka diperlukan sebuah penelitian lebih lanjut tentang tipe patahan gempabumi yang diakibatkan oleh aktivitas patahan sentani ini. Apakah tipe patahan sentani ini dominan turun, naik atau geser?. Bila tipe patahan yang terjadi di danau Sentani adalah dominan patahan geser, maka kita tidak perlu khawatir tentang kemungkinan terjadinya tsunami di danau Sentani ini. Hal ini dikarenakan, patahan dengan tipe bergeser ini tidaklah terlalu mengganggu keseimbangan massa air yang ada diatasnya. Bilapun terjadi tsunami, tsunami yang terjadi pastilah sangatlah kecil.
Sekarang yang dikhawatirkan adalah apabila tipe patahan sentani ini dominan patahan naik/turun. Tipe patahan ini bisa menyebabkan gangguan terhadap massa air yang ada diatasnya. Gangguan pada air ini bisa menyebabkan massa air surut dengan tiba-tiba, bisa juga menyebabkan kenaikan massa air secara tiba-tiba. Hal inilah yang bisa menyebabkan terjadi tsunami.
Selama ini yang hanya bisa dilakukan RSC 5, BBMKG Wilayah V Jayapura untuk mengetahui tipe patahan di danau Sentani akibat aktivitas patahan Sentani hanyalah dengan cara membuat focal Mechanism dari data gelombang impuls pertama dari gelombang primer. Data impuls ini didapat dari seismometer LDG bantuan Perancis yang terpasang di Yomoklole (YOMI) dan di Mendumtagoi (MENI). Seismometer YOMI ini terletak di perbukitan danau Sentani. Untuk kelokasi, kita harus menyebrang dahulu melewati danau Sentani. Sedangkan seismometer MENI, lokasinya terletak didaerah Dosai. Pengolahan focal mechanism ini mengalami kendala, hal ini dikarenakan terlalu sedikitnya jaringan seismometer yang ada disekitar danau Sentani. Oleh karena itu, pengolahannya dibantu oleh seismometer-seismometer yang lain yang letaknya tidak begitu jauh dari Jayapura yang dimiliki oleh BMKG. Dengan bertambahnya jaringan seismometer BMKG di Genyem dan Sarmi, mudah-mudahan data sinyal gempabumi ini bisa segera diakses untuk pengolahan focal mechanism akibat gempabumi di danau Sentani ini.
Tetapi untuk lebih akurat dalam penentuan tipe patahan ini, maka sangat diperlukannya penelitian secara lebih eksklusif. Penelitian ini bersifat eksklusif dikarenakan biaya yang digunakan sangatlah mahal. Tenaga yang digunakan haruslah profesional dan ahli dalam bidangnya. Belum lagi biaya sewa yang digunakan dalam penyewaan alat-alat untuk penelitian yang juga cukup mahal.

Kembali lagi ke topik bahasan.
Jadi, kemungkinan adanya potensi tsunami di Danau Sentani, Kabupaten Jayapura akibat gempabumi tektonik sangatlah mungkin terjadi. Saat kestabilan massa air yang ada didanau terganggu akibat adanya deformasi bawah danau yang diakibatkan gempabumi dari patahan sentani, maka kemungkinan adanya gelombang tsunami di danau Sentani ini bisa saja terjadi.





TSUNAMI AKIBAT TANAH LONGSOR
Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng. Berdasarkan prolog yang sebelumnya sudah diberikan, tanah longsor juga bisa menyebabkan tsunami. Bahan-bahan material yang jatuh kebawah, yang dimana dibagian bawah yang terkena longsoran adalah berupa fluida. Maka bisa saja volume longsoran yang jatuh tadi bisa mengganggu kestabilan fluida tersebut. Akibat dari terganggunya kestabilan fluida, maka terciptalah adanya gelombang air. Gelombang air tersebut dapat menjalar ke segala arah. Selain menjalar kesegala arah, gelombang air tersebut juga bisa memiliki amplitudo gelombang. Ketinggian amplitudo gelombang air ini berbanding lurus dengan jumlah volume bahan material yang jatuh ke fluida. Semakin banyak jumlah volume longsoran, maka semakin tinggi juga amplitudo yang dijalarkan ke segala arah tadi. Gerakan gelombang yang mempunyai amplitudo gelombang yang tinggi ini, bisa juga di sebut dengan tsunami.
Terkait dengan kemungkinan terjadinya tsunami akibat tanah longsor ini, maka kita juga harus sedikit mengetahui apa-apa saja yang menjadi penyebab bagaimana tanah longsor bisa terjadi.

PENYEBAB TERJADINYA TANAH LONGSOR



Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar daripada gaya penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan.

1.Hujan
Ancaman tanah longsor biasanya dimulai pada bulan November karena meningkatnya intensitas curah hujan. Musim kering yang panjang akan menyebabkan terjadinya penguapan air di permukaan tanah dalam jumlah besar. Hal itu mengakibatkan munculnya pori-pori atau rongga tanah hingga terjadi retakan dan merekahnya tanah permukaan.
Ketika hujan, air akan menyusup ke bagian yang retak sehingga tanah dengan cepat mengembang kembali. Pada awal musim hujan, intensitas hujan yang tinggi biasanya sering terjadi, sehingga kandungan air pada tanah menjadi jenuh dalam waktu singkat.
Hujan lebat pada awal musim dapat menimbulkan longsor, karena melalui tanah yang merekah air akan masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan gerakan lateral. Bila ada pepohonan di permukaannya, tanah longsor dapat dicegah karena air akan diserap oleh tumbuhan. Akar tumbuhan juga akan berfungsi mengikat tanah.



dari pembagian wilayah tipe pola curah hujan di Indonesia diatas (Bayong 1999), maka bisa sedikit kita simpulkan, kalau daerah Danau Sentani mempunyai dua tipe pola curah hujan, yaitu tipe monsun dan tipe ekuatorial. Karena dari gambar, garis pemisah antara tipe monsun dan ekuatorial melewati danau Sentani ini. Berdasarkan keadaan sebenarnya, tipe yang sesuai dengan daerah Danau Sentani ini adalah tipe ekuatorial. Dimana tipe ini mempunyai 2 puncak musim hujan maksimum dan hampir sepanjang tahun masuk dalam kriteria musim hujan. Jadi, dengan tipe seperti ini kita cukup sulit untuk menentukan prediksi bulan kapan akan terjadi puncak dari musim hujan. Dengan begitu, hujan dengan intensitas besar bisa terjadi sewaktu-waktu. Sulitnya prediksi musim penghujan di Danau Sentani dikarenakan pengaruh lokal yang sangat berpengaruh. Pengaruh tersebut dikarenakan topografi yang bervariasi dan juga pengaruh suhu muka laut dari lautan pasifik. Topografi danau Sentani termasuk daerah rendah, tetapi di bagian utaranya terdapat pegunungan Cycloop, sedangkan dibagian selatan terdapat pegunungan memberamo (Van rees).

2.Lereng terjal
Lereng atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya pendorong. Lereng yang terjal terbentuk karena pengikisan air sungai, mata air, air laut, dan angin. Kebanyakan sudut lereng yang menyebabkan longsor adalah 180 apabila ujung lerengnya terjal dan bidang longsorannya mendatar.



dari gambar peta diatas...mungkin bisa sedikit memberikan penjelasan, kalau kemiringan lahan disekitar Danau Sentani cukuplah terjal. Berdasarkan peta diatas, mayoritas kemiringan lahan yang langsung berhubungan langsung dengan massa air dari danau adalah > 60% dengan ketinggian topografi 51 - 300 m. Kemiringan lahan ini dominan di sebelah utara dari Danau Sentani, hal ini dikarekan adanya pegunungan Cycloop yang memanjang disepanjang utara dari Danau ini. Dengan kemiringan yang cukup terjal serta ketinggian topografi yang juga cukup tinggi, kemungkinan terjadinya tanah longsor yang dimana longsorannya bisa langsung jatuh ke perairan danau cukuplah bisa mungkin terjadi.

3. Tanah yang kurang padat dan tebal
Jenis tanah yang kurang padat adalah tanah lempung atau tanah liat dengan ketebalan lebih dari 2,5 m dan sudut lereng lebih dari 220. Tanah jenis ini memiliki potensi untuk terjadinya tanah longsor terutama bila terjadi hujan. Selain itu tanah ini sangat rentan terhadap pergerakan tanah karena menjadi lembek terkena air dan pecah ketika hawa terlalu panas.

4. Batuan yang kurang kuat
Batuan endapan gunung api dan batuan sedimen berukuran pasir dan campuran antara kerikil, pasir, dan lempung umumnya kurang kuat. Batuan tersebut akan mudah menjadi tanah bila mengalami proses pelapukan dan umumnya rentan terhadap tanah longsor bila terdapat pada lereng yang terjal.



dari gambar peta struktur geologi diatas, didapatkan beberapa batuan yang berhubungan langsung dengan Danau Sentani. Diantaranya adalah Batuan Gunung Api Jamur, Batuan Gunung Api Auwewa, Batuan Mafik, Aluvium, Ultramafik dan Formasi Markats. Dari data struktur geologi diatas, maka kita bisa tahu ketingkatan kadar kekuatan masing-masing batuan yang dampaknya sangat erat terhadap potensi tanah longsor di Danau Sentani nantinya.

5. Jenis tata lahan
Tanah longsor banyak terjadi di daerah tata lahan persawahan, perladangan, dan adanya genangan air di lereng yang terjal. Pada lahan persawahan akarnya kurang kuat untuk mengikat butir tanah dan membuat tanah menjadi lembek dan jenuh dengan air sehingga mudah terjadi longsor. Sedangkan untuk daerah perladangan penyebabnya adalah karena akar pohonnya tidak dapat menembus bidang longsoran yang dalam dan umumnya terjadi di daerah longsoran lama.

6. Getaran
Getaran yang terjadi biasanya diakibatkan oleh gempabumi, ledakan, getaran mesin, dan getaran lalulintas kendaraan. Akibat yang ditimbulkannya adalah tanah, badan jalan, lantai, dan dinding rumah menjadi retak. Yang paling dikhawatirkan dari salah satu penyebab tanah longsor akibat getaran adalah akibat adanya gempabumi. Berdasarkan data historis gempabumi kuat dan merusak yang dikumpulkan oleh RSC 5, BBMKG Wilayah V Jayapura, tercatat banyaknya gempabumi yang mempunyai intensitas di atas IV MMI yang dirasakan di Sentani. Dari hasil analisa, Dominan event gempabumi kuat dan merusak yang terjadi terletak di selatan, barat daya dan timur dari Danau Sentani. Gempabumi ini diakibatkan tingginya keaktifan dari sesar anjak memberamo. Dengan kuatnya getaran gembumi tersebut, maka dikhawatirkan getaran gempabumi tersebut bisa mengganggu kestabilan tanah yang ada disekitar perairan Danau Sentani yang bisa berpotensi terjadinya tanah longsor.

7. Susut muka air danau atau bendungan
Akibat susutnya muka air yang cepat di danau maka gaya penahan lereng menjadi hilang, dengan sudut kemiringan waduk 220 mudah terjadi longsoran dan penurunan tanah yang biasanya diikuti oleh retakan.

8. Adanya beban tambahan
Adanya beban tambahan seperti beban bangunan pada lereng, dan kendaraan akan memperbesar gaya pendorong terjadinya longsor, terutama di sekitar tikungan jalan pada daerah lembah. Akibatnya adalah sering terjadinya penurunan tanah dan retakan yang arahnya ke arah lembah.

9. Pengikisan/erosi
Pengikisan banyak dilakukan oleh air sungai ke arah tebing. Selain itu akibat penggundulan hutan di sekitar tikungan sungai, tebing akan menjadi terjal.

10. Adanya material timbunan pada tebing
Untuk mengembangkan dan memperluas lahan pemukiman umumnya dilakukan pemotongan tebing dan penimbunan lembah. Tanah timbunan pada lembah tersebut belum terpadatkan sempurna seperti tanah asli yang berada di bawahnya. Sehingga apabila hujan akan terjadi penurunan tanah yang kemudian diikuti dengan retakan tanah.


Dari faktor-faktor penyebab terjadinya longsor diatas, hanya ada 3 yang menurut saya paling berpengaruh dari terjadinya tanah longsor di Danau Sentani, yaitu Curah hujan, Kemiringan Lahan dan Getaran. Dengan kemiringan lahan yang cukup terjal serta ketinggian lahan terjal yang cukup tinggi tersebut terus ditambah dengan curah hujan yang merata pada setiap tahunnya, ditambah lagi dengan getaran gempabumi kuat yang bisa terjadi sewaktu-waktu, sangat cukup memungkinkan potensi terjadinya tanah longsor di danau Sentani ini. Apabila lonsoran tanah ini bisa langsung berhubungan dengan muka perairan danau Sentani ini, maka tidak bisa terelakkan lagi kalau longsoran ini bisa mengganggu kestabilan air di danau tersebut dan mungkin saja akan bisa terjadi tsunami di Danau Sentani tersebut.

===================================================================================

Saran :
- perlunya penelitian tipe bidang patahan akibat pengaruh aktifitas Patahan Sentani.
- Perlunya pemetaan yang lebih detail dari Patahan Sentani yang melewati Danau Sentani ini.
- Perlunya penentuan dan pemetaan daerah mana saja yang dianggap rawan tanah longsor yang berimbas langsung terhadap perairan Danau Sentani.



REFERENCE :
- http://rovicky.wordpress.com/2009/12/20/gempa-retakan-kerak-bumi-membentuk-danau-malawi/
- http://tech.groups.yahoo.com/group/jogja_astroclub/message/347
- http://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi_Sumatera_Barat_2007
- http://pepenefendi.wordpress.com/2010/04/23/tanah-longsor/
- STUDI BIOLOGI DAN EKOLOGI THIARIDAE (MOLUSKA: GASTROPODA)DI DANAU SENTANI PAPUA SERTA KELESTARIANNYA, oleh :Suriani Br Surbakti *, Adi Basukriadi **, Mufti P. Patria **





thread yang lain :
- Menentukan Arah Kiblat
- 10 Event Tsunami paling mematikan didunia
- Peta Tektonik Papua
- Gunung Berapi di Papua
- Peta Interpolasi menggunakan Arcview GIS 3.3
- bingung sama kemiringan lahan...
- Gempabumi Yapen Waropen 16 Juni 2010
- sebab robohnya bangunan akibat gempabumi yapen waropen
- Peta Bahaya Tsunami Papua
- Jayapura jika terkena TSUNAMI
- go to enggros
- Merauke on my lens
- Bovendigoel on my lens
- Nabire on my lens
- Pulau ahe & here, kepulauan mamboor
- Bugs and Insect world
- transportasi indonesia
- what a beautiful sky
- Ekspressi ibu dan anak
- mudik kemarin
- Surade Expedition
- Belajar Jadi Photografer Porno
- Bunga

8 komentar:

  1. nice info bro!!!
    lanjutkan perjuanganmu nak!!

    BalasHapus
  2. Sorry saya baru kasi komentar. Ia saya tidak membaca keseluruhan tapi saya bilang penelitian ini sangat bagus dan mantap. Sukses...!!

    BalasHapus
  3. makasi bos infonya

    BalasHapus
  4. saya orang Sentani dan tinggal di Sentani, belum ada sejarah mengenai Tsunami di Danau Sentani kecuali munculnya permukaan tanah keatas permukaan air (dalam bahasa Sentani disebut(Helaybhu), fenomena ini telah terjadi sejak nenek moyang kami dahulu. apa yang anda sampaikan ini bisa saja terjadi, terima kasih untuk infonya.

    BalasHapus
  5. Wah agan ini teliti banget buat kaya gini, keren gan, walo bukan orang yang mengerti geologi, tapi pencerahan yang anda buat sangat bagus.. keep posting :)

    BalasHapus
  6. mau nanya, kenapa di sentani bisa ada tanah gunung apijamur dll.? Bukannya di papua nggak ada gunung api?

    BalasHapus