Label

Jumat, 16 Juli 2010

Peta Bahaya Tsunami Papua

selama seminggu jungkir balik, berpusing ria, kpala hampir aj meleduggg..
akhirnya selesai juga ini peta...huuuuhhhhh...
yahhh,,,semoga bermanfaat aj dahhh...



klik dibagian gambar untuk memperbesar gambar...

mohon masukannya buat agan-agan.

ANALISA
dari analisa peta yang saya buat diatas, daerah yang mempunyai tingkat bahaya yang sangat membahayakan adalah Jayapura di bagian teluk yos sudarso, bagian utara dan selatan Biak dan Supriori, bagian teluk didaerah Maokwari dan daerah barat laut pulau yapen. Sedangkan wilayah yang masuk dalam klasifikasi berbahaya antara lain adalah sepanjang pantai utara provinsi Papua dari skouw hingga waropen, sepanjang pantai utara di kepala burung propinsi Papua Barat, sepanjang pantai fak-fak hingga kaimana dan sebagian di teluk cenderawasih. Sedangkan daerah yang termasuk ke dalam klasifikasi sedang adalah pesisir pantai di daerah teluk cenderawasih, selatan kepala burung, teluk bintuni, pantai kabupaten Mimika dan daerah teluk di kabupaten Merauke. Untuk daerah yang masuk klasifikasi rendah adalah sepanjang pantai dari Asmat hingga perbatasan di Merauke.

PROSES PEMBUATAN
Sebenarnya banyak sekali parameter-parameter yang bisa dijadikan indikator dari bencana tsunami. Tetapi dalam hal ini, saya hanya memasukkan bahaya tsunami-nya saja. Saya tidak memasukkan parameter dari kerentanan dan juga kapasitasnya. Apabila bahaya, kerentanan dan kapasitas akan tsunami bisa didapatkan, maka resiko dari bencana tsunami juga akan bisa kita dapatkan. Karena sulitnya data dan perlu penelitian yang lebih mendalam, maka saya tidak membuat sampai ke pemetaan resiko-nya, tetapi hanya sampai bahaya-nya saja.
Berdasarkan referensi-referensi yang pernah saya baca, bahaya tsunami terdiri dari :
- Faktor Geologi dan Seismisitas; terdiri dari Episenter, Bathimetri dan pergeseran lempeng tektonik.
- Faktor Morfologi Pantai; terdiri dari bentuk, geometri, kelandaian dan jenis lithologi pantai.
- Faktor Vegetasi Pantai.

Tetapi, dalam penulisan saya kali ini agak sedikit berbeda. Saya hanya memasukan 2 faktor, yaitu faktor gempabumi dan faktor morfologi pantai. Sebenarnya saya juga ingin memasukkan faktor vegetasi pantai, dikarenakan sulit mencari datanya, maka vegetasi pantai saya tidak masukkan.
Faktor yang menurut saya butuhkan dalam pembuatan peta ini adalah :
1. Faktor Gempabumi
Tsunami di indonesia, sangat dominan terjadi karena diakibatkan adanya gempabumi yang terjadi dilaut. Maka dari itu, faktor yang pertama saya masukan adalah faktor gempabumi. Faktor gempabumi ini menurut saya dibagi menjadi 2, yaitu waktu tiba gelombang tsunami dan historis tsunami.
Waktu tiba gelombang tsunami
Untuk waktu tiba gelombang tsunami, saya coba memetakan daerah-daerah yang berhadapan langsung dengan patahan yang ada dilaut. Setelah itu saya menghitung waktu yang dibutuhkan apabila terjadi tsunami hingga sampai ke pantai terdekat. Dalam perhitungan waktu tiba gelombang tsunami ini, maka data yang dibutuhkan dalam perhitungannya adalah kecepatan gelombang tsunaminya terlebih dahulu, baru bisa didapatkan waktu tibanya. Perhitungan kecepatan gelombang tsunami ini bergantung dengan kedalaman air laut (bathimetri) sebagaimana yang kita ketahui, rumus kecepatan gelombang tsunami adalah V=sqrt(g*h). Jadi, dalam perhitungan waktu tiba gelombang tsunami ini, sudah termasuk kecepatan dan bathimetri didalamnya.
Dalam hasil analisa estimasi waktu tiba gelombang tsunami, daerah utara kota dan kabupaten jayapura, bagian utara Biak memiliki waktu tiba jika terjadi tsunami di daerah patahan sebelah utaranya adalah kurang lebih 10 menit. Kabupaten Sarmi dan Memberamo raya kurang lebih 15 menit. Bagian utara Yapen dan Wilayah Kepala Burung Papua Barat, sebelah selatan Biak dan Supriori, daerah pesisir Kaimana, bagian timur laut Raja Ampat kurang lebih 5 menit. Sedangkan untuk pesisir pantai di daerah Mimika, Asmat, Mappi dan Merauke, waktu tiba apabila terjadi gelombang tsunami yang di akibatkan patahan busur Banda adalah lebih dari 1 Jam.
Historis Tsunami
dalam tulisan saya sebelum-sebelumnya, saya telah melampirkan gambar dimana-mana saja tempat pernah terjadinya tsunami dan ketinggian maksimumnya. Dengan data historis tersebut, kita bisa memetakan daerah mana saja yang terkena imbasan tsunami tersebut dan perkiraan ketinggiannya.

2. Faktor Morfologi Pantai
Faktor morfologi pantai yang saya jadikan parameter dalam hal ini adalah bentuk pantai dan kelandaian pantai. Sebenarnya saya juga ingin memasukan jenis lithologi pantai-nya, tetapi dikarenakan datanya cukup sulit didapatkan, jadinya saya tidak masukkan.
Bentuk Pantai
Berdasarkan penelitian, bentuk pantai sangatlah berpengaruh terhadap ketinggian run-up tsunami. Dimana wilayah pantai yang segaris lurus dan wilayah pantai yang ber-teluk ,mempunyai ketinggian run-up tsunami yang berbeda. Dalam hal ini, wilayah pantai yang ber-teluk bisa mempunyai ketinggian run-up tsunami kurang lebih 2 kali lipat daripada wilayah pantai yang segaris lurus. Hal ini dikarenakan apabila gelombang tsunami yang masuk ke dalam teluk, maka gelombang tsunami tersebut akan mengalami resonansi dan interferensi gelombang.
Kelandaian Pantai
Dalam hal ini, saya tidak membicarakan kelandaian pantai di bagian lepas pantai-nya. Tetapi kelandaian di bagian pantainya. Kelandaian pantai saya bagi menjadi 2, yaitu terjal dan landai. Kelandaian pantai yang terjal sangat bermanfaat untuk mengurangi bahaya tsunami. Hal ini dikarenakan pantai yang terjal bisa juga bermanfaat sebagai pemecah gelombang apabila tsunami sampai ke pesisir pantai. Sedangkan kelandaian pantai yang landai, sangatlah berbahaya. Hal ini dikarenakan, semakin landai pantai, maka inundasi atau jarak air yang masuk ke daratan akan semakin jauhh kedalam. Dalam pembuatan peta ini, saya menggunakan peta kemiringan lahan.

setelah semua parameter dari faktor-faktor bahaya tsunami sudah kita dapatkan dan kita petakan masing-masing. Maka kita bisa meng-over lay-kan peta-peta tersebut. Setelah itu kita masukan nilai pembobotannya pada tiap parameter yang saya sebutkan diatas tadi. Untuk nilai pembobotannya, saya menggunakan asumsi dan estimasi saya sendiri. Soalnya sudah nyari sana sini tentang referensi tentang ini, sulit sekali saya temukan.
Waktu tiba gelombang tsunami; nilai bobotnya 0-20
Historis Tsunami; nilai bobotnya 0-10
Bentuk Pantai; nilai bobotnya 0-5
Kelandaian Pantai; nilai bobotnya 0-5


setelah kita jumlahkan nilai bobotnya, maka selanjutnya kita klasifikasikan tingkat kerawanan bahayanya. Dalam penulisan ini, saya membagi tingkat bahayanya menjadi 4, yaitu Sangat Berbahaya, Berbahaya, Sedang dan Rendah. Sedangkan nilai klasifikasinya adalah :
30-40 ---> Sangat Berbahaya
20-30 ---> Berbahaya
10-20 ---> Sedang
0-10 ---> Rendah

Setelah itu kita lanjutkan dengan penggarisan garis pantai sesuai dengan klasifikasi tingkat bahaya tsunaminya tadi. Hal ini dikarekan, selama pembobotan dan peng-over lay-an peta-peta yang dijadikan parameter tadi, masihlah berbentuk polygon. Setelah itu....."SELESAI.....!!!!"


YUP...YUP...SEGITU AJA DAHHH...
MINTA SARAN DAN KRITIKNYA KLO BOLEH, SUPAYA HASIL YANG DIDAPATKAN BISA LEBIH BAIK LAGI.
OTREEEE...semoga bermanfaat aj dahhh....

salam
Agung Sabtaji

4 komentar:

  1. pemikiran yang menarik bung! menambah khasanah pengetahuan warga jayapura..! bung bisa jadi pengisi acara satkornas di aston hotel beberapa waktu lalu neh..kalo ada tsunami di sekitar jayapura, daerah hamadi bagaimana? tenggelam kah??

    BalasHapus
  2. makasih ya om buat masukannya..

    kebetulan pas acara di aston hotel, saya ikut hadir juga kok...dimana kepala BNPB dan pak gubernur sebagai pembicaranya.
    kebetulan, saya hanyalah staff biasa aj...jadinya orang kayak saya, yahhh sebagai penonton ajah lah om.
    kebetulan juga, acara di aston hotel adalah acaranya BNPB tentang kebencanaannya, bukan acara teknis tentang gempabumi dan tsunami. rasanya gak pas ajahh...

    klo masalah tenggelam atau tidak, itu tergantung sama ketinggian run-up gelombang tsunaminya om.

    BalasHapus
  3. Ada ndak y pak, materi atau tulisan bapak tentang terbentuknya gunung cycloop, dan apakah benar bahwa gunung cycloop pernah meletus?

    BalasHapus
  4. Ada ndak y pak, materi atau tulisan bapak tentang terbentuknya gunung cycloop, dan apakah benar bahwa gunung cycloop pernah meletus?

    BalasHapus